ruangrupa terpilih menjadi direktur artistik pameran seni dunia, documenta, di Kassel, Jerman. Peristiwa akbar ini akan digelar pada 18 Juni -25 September 2022. Belum pernah prestasi sedemikian tinggi ini dicapai oleh pekerja seni / kurator seni rupa Indonesia, bahkan Asia, sebagaimana yang dicapai ruangrupa. Bagi warga seni dunia, documenta dianggap sebagai salah satu perhelatan seni paling prestisius, bergengsi dan berkualitas di dunia. Documenta memiliki posisi tersendiri dibanding biennale dunia seperti Venice Biennale atau São Paulo Art Biennial, apalagi art fair yang cenderung komersial.

Proses seleksi

Seluruh anggota finding committee yang terdiri dari pakar seni ternama yang bertugas menyeleksi kandidat, sepakat untuk memilih ruangrupa di antara nominasi lainnya. Dinominasikan dengan suara bulat oleh international finding committee dan dewan pengawas documenta, menunjuk ruangrupa sebagai direktur artistik documenta 15. Hal ini diumumkan oleh Direktur documenta dan Museum Fridericianum gGmbH, Dr. Sabine Schormann, pada 22 Februari 2019. International finding committee yakin ruangrupa memiliki kemampuan berjejaring dengan berbagai kelompok seni, baik di negara asalnya maupun di tingkat dunia. Dengan pendekatan kuratorial yang didasari jaringan internasional organisasi seni berbasis komunitas lokal, ruangrupa diharapkan mampu mengarahkan documenta 15 di Kassel dengan cara yang berbeda. Proses seleksi ini memakan waktu dari September 2018 hingga Februari 2019.

Para nominator pertama-tama diminta mengirimkan catatan konsep. Lalu penajaman konsep dan diwawancara langsung oleh kedelapan anggota Komite Pencari. Prosesnya berlangsung tertutup dan cukup ketat. Mewakili Komite Pencari yang beranggotakan delapan orang, Elvira Dyangani Ose (Direktur The Showroom, London) dan Philippe Pirotte (Direktur Staatliche Hochschule für Bildende Künste – Städelschule dan Direktur Portikus, Frankfurt am Main) menuturkan alasan yang melatarbelakangi penunjukan ruangrupa adalah pada saat kekuatan inovatif terutama berasal dari organisasi independen yang aktif di tingkat masyarakat, tampaknya logis untuk menawarkan pendekatan kolektif ini sebuah platform lewat documenta. Angela Dorm, Menteri Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Seni untuk Negara Bagian Kessel, Hesse, menjelaskan bahwa documenta juga secar sadar memberikan ruang bagi pandangan non-Eropa. Untuk itu ia berpendapat bahwa tepat memilih ruangrupa yang kerap menggunakan seni di negara asalnya untuk mengatasi isu dan masalah publik.

Komite Pencari untuk documenta 15 terdiri dari: Ute Meta Bauer, pendiri dan direktur Centre for Contemporary Art (Singapura); Charles Esche, direktur Van Abbemuseum (Eindhoven, Belanda); Amar Kanwar, seniman dan pembuat film dokumenter (New Delhi, India); Frances Morris, direktur Tate Modern (London, Inggris); Gabi Ngcobo, kurator Berlin Biennale 2018 di Jerman (Afrika Selatan); Elvira Dyangani Ose, direktur The Showroom London (Inggris); Philippe Pirotte, direktur Staatliche Hochschule für Bildende Künste – Städelschule Frankfurt / M, Jerman (Belgia); Jochen Volz, direktur Pinacoteca do Estado de São Paulo (Brasil).

Kuratorial

Konsep yang ditawarkan ruangrupa untuk documenta 15 adalah “Lumbung”. Lumbung adalah tempat di mana padi yang dihasilkan oleh masyarakat disimpan sebagai sumber daya bersama di masa depan. Jika documenta diselenggarakan atas dasar niat mulia untuk menyembuhkan luka-luka Eropa pasca perang, maka konsep ini memperbesar niat tersebut untuk menyembuhkan luka-luka lain yang berakar pada kolonialisme, kapitalisme, keterpencilan, dan patriarki. Belajar dari akumulasi pengalaman sebelumnya dalam mempraktikkan secara langsung pembangunan kelembagaan sebagai bentuk artistik, ruangrupa mengusulkan kolaborasi untuk mendokumentasikan dalam membayangkan, mengutak-atik, bereksperimen, dan mengeksekusi model-model koperasi (secara dekat tetapi tidak bisa diterjemahkan langsung menjadi koperasi), sebuah model berbasis ekonomi tentang prinsip-prinsip demokrasi pertemuan (assembly), mufakat (agreement), gotong royong (commons), hak mengadakan protes bersama (right to stage collective protest) and hak menyingkirkan diri dari kekuasaan absolut (right to abolish absolute power). Lumbung sebagai model tata kelola sumber daya akan berfungsi sebagai titik pusat praktik ini.

Ada konsep “Dari dan Untuk Kassel”. Dari Kassel: ruangrupa melihat documenta sebagai kumpulan sumber daya, yang berlokasi di tengah kota tetapi memiliki fungsi dalam skala global melalui ekosistem seni kontemporer. Kami menganggap documenta sebagai mitra yang sempurna bagi ruangrupa untuk menerapkan konsep yang berbeda dan memahami keberlanjutan dalam mendukung praktik seni kontemporer yang memiliki dampak sosial. Untuk Kassel: ruangrupa memvisualisasikan edisi documenta yang didasarkan pada kota Kassel dan sistem yang ada di dalamnya dan mewujudkannya dengan beberapa strategi yang berfokus pada minat saat ini seperti pendidikan alternatif, model ekonomi regeneratif, dan pentingnya seni dalam praktik sosial. Strategi-strategi ini termasuk, tetapi tidak terbatas pada, pameran seni yang besar di lokasi reguler documenta, serangkaian praktik nyata 1:1 dalam layanan publik Kassel (seperti sekolah, universitas, bank, rumah sakit), dan program publik. Skema “Dari dan Untuk” dengan menempatkan Kassel di tengah proses adalah sesuatu yang konversasional, yang dimaksudkan untuk melahirkan praktik dan bentuk seni hibrida yang tidak terduga.

Rencana kerja

ruangrupa memiliki rencana untuk bekerja secara erat dan kolektif dengan kurator, teknolog dan ekonom, serta inisiatif dan kolektif lain di berbagai penjuru dunia. Para kolaborator ini kemudian diharapkan untuk menggunakan strategi mereka masing-masing secara nyata dengan mencangkokkan praktik mereka yang telah berjalan, untuk kemudian dipentaskan di Kassel pada tahun 2022.