Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris pada 23 Juni 2022 di situs documenta fifteen
documenta fifteen, setelah melewati berbagai rintangan, dibuka dengan minggu penuh kegembiraan, harapan, pertukaran, dan suasana luar biasa di seluruh kota Kassel. Untuk itu, kami berterima kasih kepada seluruh tim documenta, lumbung artists, dan semua orang yang telah mengunjungi kami sejak minggu lalu, membuat semua upaya kolektif kami dan praktik tata kelola kolektif bermanfaat. Terima kasih yang mendalam kami sampaikan kepada banyak orang yang telah menyambut kami, mengunjungi dan merayakan documenta fifteen dengan mata, hati, dan pikiran yang terbuka. Terutama untuk orang-orang hebat yang terlibat dalam perhelatan ini, dalam berbagai bentuk kontribusinya, semua orang, dari vendor hingga penjaga.
Maka dengan sangat menyesal, segala usaha dan karya-karya hebat lainnya kini dibayangi-bayangi kasus karya “People’s Justice” (Taring Padi, 2002) yang bergulir pada Senin, 20 Juni 2022. Kasus memuncak dengan ditutupnya karya dan atas permintaan Dewan Pengawas documenta kepada CEO documenta, sehari setelahnya karya tersebut diturunkan. Fakta dari masalah ini kami secara kolektif gagal menemukan figur (simbol antisemitisme) dalam karya tersebut, yang merupakan sosok stereotip sejarah yang memicu perdebatan antisemitisme. Kami mengakui bahwa ini adalah kesalahan kami. Dalam konsultasi dengan Taring Padi kami menyetujui keputusan penurunan karya tersebut terkait penghormatan kepada prinsip dan nilai-nilai mereka: dalam bekerja dekat dengan warga, dalam menghormati perbedaan, termasuk setiap kelompok etnis dan agama.
Kami mohon maaf atas kekecewaan, sakit hati, frustrasi, pengkhianatan, dan keterkejutan atas konsepsi ini yang berdampak kepada pengunjung dan juga seluruh tim yang telah bekerja keras bersama kami mewujudkan documenta fifteen. Juga rasa sakit dan ketakutan bagi mereka yang melihat figur dalam karya tersebut, baik itu secara langsung di documenta fifteen atau direproduksi oleh berbagai media yang memberitakan kasus ini. Kami juga memahami bagaimana perasaan orang-orang yang bekerja di media dan di documenta yang dalam enam bulan terakhir telah membela kami dari tuduhan dan fitnah yang tidak berdasar.
Gambar tersebut kami pahami sepenuhnya terhubung ke episode paling mengerikan dalam sejarah Jerman di mana orang-orang Yahudi menjadi sasaran dan dibunuh dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tentunya ini mengejutkan, tidak hanya secara khusus bagi masyarakat Yahudi di Kassel dan di seluruh Jerman, bagi yang masih hidup di bawah trauma masa lalu tetapi juga bagi yang masih mengalami diskriminasi, prasangka, dan marginalisasi. Ini juga merupakan kejutan bagi teman, tetangga, dan kolega kami. Bagi mereka perjuangan melawan segala bentuk penindasan dan rasisme adalah elemen eksistensial dari visi politik, sosial, dan artistik mereka.
Kami mengambil kesempatan ini untuk mengevaluasi diri kami lebih jauh tentang sejarah yang mengerikan, antisemitisme dalam konteks sekarang, dan atas keterkejutan kami bahwa figur ini membuatnya menjadi karya yang dipertanyakan. Karya berupa baliho besar yang dibuat secara kolektif ini mengacu pada sejarah kelam hukum dan sosial Indonesia yang belum terselesaikan sejak tahun 1965 pada masa Orde Baru (Orde Baru).
Kami ingin menggunakan momen ini untuk mengatakan bahwa kami berharap semua pekerjaan kami tidak menjadi sia-sia, seperti halnya pekerjaan para pendukung dan kolaborator kami juga tidak sia-sia. documenta fifteen jauh lebih besar dari kasus ini.
Kami sangat berterima kasih atas kritik membangun dan solidaritas yang kami temui dari begitu banyak orang di Kassel, di Jerman, dari institusi dan juga patner-patner kami. Namun, kami juga ingin menunjukkan bahwa banyak serangan terhadap kami tidak dilakukan dengan itikad baik. Kami merasa bahwa banyak tuduhan terhadap kami dibuat tanpa mencoba terlebih dahulu terlibat dalam dialog terbuka dan pembelajaran yang mutual.
Kami di sini tinggal dan bertekad untuk menjaga pameran ini terbuka dengan segala kemungkinan. Kami di sini untuk percakapan yang terbuka dan tulus, evaluasi diri, dan praktik kolektif. Kami di sini sebagai manusia, dengan kegagalan, kekurangan, kekuatan, dan keberanian. Kami akan tinggal sebisa mungkin untuk mengundang dan memfasilitasi dialog kritis dan menyenangkan dengan mereka yang menerima kami secara setara.
Kami ingin melanjutkan dialog dengan mereka yang dengan tulus mendukung kami, percaya pada kami. Kami juga ingin terus melakukan percakapan dengan masyarakat umum, pengunjung, dan inisiatif akar rumput lokal yang menjadi sasaran karya kami.