ruangrupa mempersembahkan
Contemporary Art Workshop New Body Consciousness
bersama Iwan Wijono
25 – 27 Juni 2011
10.00 – 17.00 WIB
ruangrupa
Jalan Tebet Timur Dalam Raya No. 6, Jakarta Selatan
Tubuh dalam konteks sosial politik dan budaya terbagi tiga:
1). Tubuh Tradisional, dimana eksistensi dan ruang gerak tubuh integral dengan adat istiadat masyarakat tradisional. Proses kelahiran, status, pendewasaan, pernikahan, bekerja, hingga proses pemakaman di bawah sistem tradisi. Dalam kesenian, seorang penari tradisional tidak mempunyai kekuasaan untuk menciptakan kreasi tarian baru.
2). Tubuh modern, dimana eksistensi dan ruang gerak tubuh terkondisi dalam logika dan sistem modern. Kelahiran, proses pendewasaan disesuaikan keinginan masa depan yang direncanakan, sekolah – training – pemilihan kerja, pernikahan bisa memilih umur kapan pun sesuai keinginan dan strategi masing-masing, berbeda sekali dengan tubuh tradisi, proses pemakaman diputuskan oleh pemilih tubuh maupun keluarga, terlepas atau tidak dari tradisi lama asalnya. Dalam kesenian, artist mengekspresikan ide-idenya dalam media-media seni yang sudah ditentukan estetika dan bentuknya, seperti musik, tari, teater, photo, video, film, lukis, grafis, patung. Walau ide-ide barunya termasuk dalam kekinian, namun tidak bisa lepas dari batas media dan waktu.
3). Tubuh kontemporer, tubuh dimana memiliki konteks khusus, gabungan tradisi dan modern dalam kekinian, ataupun tidak sama sekali. Setiap tubuh mempunyai konteks berbeda-beda, tidak berdiri pada satu; eksistensi, sistem, ruang gerak, media, dan waktu saja. Tubuh kontemporer selalu mencari konteks baru di mana tubuh berada, menyesuaikan dan memperjuangkan sesuatu yang baru demi sesuatu tujuan atau tanpa tujuan, baik dalam kehidupan pribadi, sosial, karier, maupun berkarya kesenian. Tradisi dan modern mempunyai arah tertentu, tradisi demi keharmonisan masyarakat sesuai pakem lama yang disepakati, modern dengan logika praktis dan efisien untuk manajemen baru menuju hal yang diinginkan. Tubuh kontemporer berkesenian beyond art itself, sebagai contoh ; Tehching Hsieh, Taiwanese artist, pada late 70’s performed sebagai buruh pabrik, datang ke pabrik setiap jam untuk memasukan kartu absen ke mesin absen selama satu tahun. Estetika kompleks, bagaimana menterjemahkan keindahan, panggung-ruang tampil, waktu dan penonton.
Tubuh Kontemporer
Tubuh kontemporer berfungsi tiga hal :
1. Tubuh adalah kreator atau artist itu sendiri, dengan kesadaran mencipta ide dari diri di dalam konteks di mana kreator berada.
2. Tubuh adalah media ide, tubuh digunakan untuk menjadi media dimana ide-ide ditampilkan, apabila kreator menggunakan media lain tidak hanya tubuh juga mungkin, namun tetap terkait dengan tubuh. Menggunakan media lukis, photo, video, film, music, dance or body movement, semua menjadikan tubuh menjadi center of creation with various ideas. Tubuh lebih dekat dengan action or to perform, bukan acting or to play but to experience to execute the action ideas.
3. Tubuh Kreator + Tubuh Ide = Live Art, karena artist sebagai pemilik tubuh adalah kerator, tubuh sebagai media ide, keduanya sama dengan hidupnya adalah media seni ataupun media kreasinya. Hidup artist dan karyanya menjadi satu. Hidupnya adalah karyanya juga. Kesadaran ini jauh berbeda dengan artist tradisional atau artist modern, ada jarak antara diri, karya, dan hidup.
Dengan New Body Consciousness seperti itu, akan memunculkan banyak sekali ide yang tidak terbatas, hanya kemudian bagaimana tehnisnya, bagaimana deal dengan publik, dengan penguasa, keamanan, dengan norm atau rule. Namun, sejauh bisa menguasai tehnis, menguasai strategi publik dan penguasa, banyak ide yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, akan tercipta dan membongkar sejarah yang terlalu linear.