Waktu
10 – 27 Juli 2007
Penyelengaraan festival yang ketiga ini adalah penyelenggaraan terbesar yang pernah kita laksanakan. Dalam penyelenggaraan festival yang ketiga ini ruangrupa berhasil melibatkan dan bekerjasama dengan lebih dari 10 kelompok / komunitas, 100 lebih seniman nasional dan internasional serta penayangan di 15 tempat dan ruang publik.
OK.Video Festival selalu mengangkat tema dan pernyataan sosial yang menjadi tawaran bagi publik melalui karya karya video yang ditampilkan. Kali ini ruangrupa mengangkat tema Militia yang dalam konteks ini terhubung dengan perkembangan medium video di masyarakat. Festival ini mencoba memposisikan video sebagai medium kritis bagi masyarakat yang lebih jauh lagi sebagai alat pemberdayaan.
Tema Militia yang ruangrupa angkat dalam festival ini membuat OK.Video mempunyai posisi penting tidak hanya dalam wacana estetika seni rupa/audio visual tetapi lebih jauh lagi pada wacana sosial kontemporer. Wacana ini dapat mendorong publik untuk lebih kritis dengan media audiovisual dan juga menggunakan medium tersebut untuk mengartikulasikan ekspresi dan refleksi dari apa yang terjadi di masyarakat dan disekelilingnya.
Ada dua pendekatan yang membuat festival ini berbeda dengan 2 festival sebelumnya, yang pertama workshop series di 15 tempat di 12 kota (Sumatera, Jawa dan Sulawesi), kegiatan ini dilakukan secara simultan selama kurang lebih dua setengah bulan, dan berhasil menghasilkan 125 karya. Kedua adalah untuk pertama kali ruangrupa menempatkan karya-karya di ruang publik sebagai sebuah usaha dalam mengintervensi dan memberi tawaran tontonan lain di ruang publik yang selama ini di kuasai oleh tontonan bertendensi komersil.
Festival ini berhasil mendapat tanggapan yang baik dari seniman dalam negeri maupun seniman internasional. Sebanyak 350 karya masuk mendaftar untuk ikut dalam festival ini. ruangrupa juga mendapatkan karya video dari negara-negera yang sebelumnya belum pernah mengirimkan karya seperti: Malta, Kamerun, Irak, Iran, dan Israel. Ini cukup mengejutkan melihat requirement karya yang festival ini butuhkan sangat spesifik dengan tema ‘militia’.
Penyelenggaraan ini juga banyak mendapat tanggapan dari media terutama karena isu yang diangkat sangat relevan dengan kondisi masyarakat di Indonesia, yang dalam satu dekade terakhir sangat berinteraksi dengan teknologi dan medium audiovisual. Isu bagaimana masyarakat Indonesia menyikapi hadirnya teknologi dan media baru untuk keuntungan masyarakatnya sendiri pun menjadi sangat penting.
Jaringan yang cukup luas berhasil dibangun dari Sumatera, Jawa dan Sulawesi dengan workshop. Jaringan ini akan kami jaga sebaik mungkin melalui program-program workshop, distribusi dan pemutaran di skala lokal. ruangrupa akan membantu dan memfasilitasi komunitas-komunitas jaringan lokal untuk tetap berproduksi dan mengembangkan potensinya sendiri.
Dukungan dan Kerjasama
Dukungan dana yang ruangrupa dapatkan dalam festival ini sebagian besar dari donor luar negeri seperti Hivos, Stichting Doen, RAIN, Kedutaan Besar Finlandia, Arts Network Asia (ANA) dan Pusat Kebudayaan Prancis (CCF). Dukungan lokal masih sangat sulit meski tidak lagi sesulit penyelenggaraan sebelumnya. Support dari dalam negeri banyak dari media cetak, dan elektronik (website, TV, radio) berbentuk iklan/publikasi kegiatan dan liputan.
Festival ini juga bekerja sama dan didukung oleh Galeri Nasional Indonesia yang menyediakan ruang pamer sebagai main venue festival ini, juga dengan Japan Foundation dan Goethe Institut yang memberi dukungan peralatan dan ruang penayangan. Untuk yang ketiga kalinya Festival ini juga bekerjasama dengam Netherlands Media Arts Institute (Montevideo Time Based Arts) dalam riset video materi Festival.
Peralatan elektronik yang memakan biaya hampir dari separuh biaya keseluruhan festival selalu menjadi salah satu yang paling sulit diatasi setiap penyelenggaraan OK Video. ruangrupa hanya mendapat support dari dua merk elektronik (NEC dan Pioneer) untuk beberapa DVD player, dan TV monitor. Sebagian besar peralatan elektronik dalam festival ini masih harus disewa. Sangat sulit untuk mendapatkan support dari perusahaan elektronik karena mereka masih memilih pola ‘hard sell’ untuk produknya, dan event ini masih dianggap kurang menguntungkan untuk penjualan atau promosi merk mereka.
Pengunjung/publik
Bahasa video art pelan pelan telah semakin dikenal oleh publik. Dan OK.Video festival adalah satu satunya festival video terbesar di Indonesia dengan taraf internasional. ruangrupa terus melakukan pembelajaran dan pewacanaan untuk medium ini, melalui penerbitan katalog yg informatif dan tulisan tulisan tentang perkembangan medium video di masyarakat.
Keingintahuan publik tentang event ini selalu meningkat karena pada saat yang bersamaan medium audio visual juga semakin banyak dipakai sehingga publik dapat merelasikannya dengan baik ke kehidupan keseharian.
Di event yang ketiga ini terlihat semakin beragamnya pengunjung atau publik yang dapat merasa terhubung dengan media video. Dari publik umum, mahasiswa hingga pengamat sosial, juga seniman, periset seni dan sosial serta pekerja kreatif media. Pengunjung total diprediksi hingga mencapai 3000-an orang untuk venue Galeri Nasional. Ada kesulitan tentu menghitung pemirsa di banyak penayangan di ruang publik, ruangrupa hanya bisa mengasumsikan sekitar 5000 orang pemirsa untuk penayangan di ruang publik, stasiun kereta api, toko buku, café dan restoran.
Rencana kedepan
Untuk kedepan, akan fokus dalam membangun sebuah organisasi kecil yang lebih mapan lagi sehingga bisa menjadi sebuah infrastruktur bagi forum, kajian, pemutaran, jaringan, pendidikan, distribusi juga dukungan yang fokus pada medium video. Organisasi OK.Video ini akan berada di bawah ruangrupa sebagai payung organisasi, dan diharapkan dapat lebih fokus pada mencari support dan membangun jaringan untuk penyelenggaraan festival dua tahunan ini.
Festival ini akan tetap menjaga skala internasionalnya, dan juga akan tetap menjaga fokusnya pada tawaran isu-isu sosial, budaya dan politik yang tajam dan berhubungan erat dengan kenyataan kontemporer nasional dan internasional.
LIPUTAN MEDIA: